Tulisan kali ini bersambung dengan postingan sebelumnya tentang drama air PDAM. Setelah muak dengan kendala air yang tak kunjung berakhir, saya dan suami pun memutuskan untuk membuat sumur bor di rumah.
Berharap keputusan itu bisa menjadi solusi untuk masalah air yang selama ini dialami oleh kami. Seperti apa perjalanannya? Berikut ini pengalaman saya dan suami membuat sumur bor submersibel di rumah.
Pencarian Tukang Sumur Bor
Setelah bulat memutuskan untuk membuat sumur bor di rumah, dimulailah perjalanan mencari tukang sumur bor. Tapi, berhubung saya dan suami masih baru tinggal di rumah yang sekarang kami tinggali, akhirnya saya coba cari-cari jasa pembuatan sumur bor di Bandung via online.
Setelah mencoba mencari beberapa sumber, yang saya temukan itu di sekitar Bandung tempatnya cukup jauh-jauh. Tapi, dari sana akhirnya saya mengetahui kisaran biaya untuk membuat sumur bor. Dan rata-rata harganya ditentukan dari kedalaman sumur bornya.
Belum puas mencari info dari online, akhirnya saya coba tanya tetangga sekitar yang sekiranya tahu jasa pembuatan sumur bor. Kebetulan orang yang saya tanya itu, tetangganya baru bikin sumur bor juga. Dari sana akhirnya saya dapat info biaya yang berkisar 12 juta rupiah.
Tapi, oleh orang saya tanya itu, saya dan suami diajak ke rumah Pak RW yang katanya tahu info tentang tukang sumur bor. Kemudian, saya dan suami pun diantar oleh tetangga itu datang ke rumah pak RW.
Singkat cerita, dari pak RW itu saya dan suami gali informasi sebanyak-banyaknya mengenai biaya, alat sumur bor, lama pengerjaan dan sebagainya. Hingga akhirnya pada malam hari setelah sorenya kami berbincang, tukang sumur pun melakukan pengecekan ke rumah.
Saya dan suami awalnya berniat ingin membuat sumur bor di dalam rumah saja. Meskipun kami tahu konsekuensinya selain rumah bakalan kotor, atap lantai dua pun pasti jebol. Sebab untuk penggalian sumur bor pasti ada alat yang lumayan tinggi untuk memasukkannya.
Selain itu, sebenarnya saya dan suami tak enak hati kalau harus di depan rumah. Karena jalan depan rumah itu, merupakan jalan umum yang biasa dilalui oleh saya dan tetangga.
Tapi, pak RW dan tukang memberikan sugesti untuk di luar rumah. Mereka meyakinkan kalau tetangga masih bisa lewat dan kalau motor mau masuk pun masih bisa. Sebelum mengiyakan, saya dan suami kembali berdiskusi. Tapi, Pak RW ternyata lebih dulu meminta izin pada tetangga untuk membuat bor di sana. Dan tetangga pun menyarankan untuk membuat di luar saja.
Akhirnya setelah mendapatkan izin dari tetangga, saya dan suami pun mengiyakan tawaran tersebut. Kemudian saya dan suami kembali berbicara pada pak RW terkait lama pengerjaan.
Dari pembicaraan, estimasi pembuatan sumur bor memakan waktu selama tiga hari. Setelah mengetahui estimasi pengerjaan, saya dan suami kembali meminta izin pada tetangga untuk membuat sumur bor.
Pembuatan Sumur Bor!
Hari pertama penggalian untuk sumur bor pun dimulai. Tapi, karena untuk membuat sumur bor butuh air yang banyak dan air di rumah tidak cukup, akhirnya kami minta pada tetangga yang sudah punya sumur lebih dahulu. Lagi gak ada air, butuh air banyak pusing kan haha.
Alhamdulillah, ada tetangga yang sebelumnya sudah membuat sumur bor juga. Jadi, saya dan suami pun meminta air pada tetangga tersebut, meskipun jaraknya lumayan sih, sekitar 100 meter lah dari rumah. Menggunakan selang air yang disambung-sambung, akhirnya air bersih pun tersedia.
Para tukang pun mulai memasang alat galian sumur bor dengan berdoa dan mulai deh menggali tanah. Sebetulnya diameter lubang sumur bor tidak begitu besar. Diameter kurang lebih 10 centimeter. Tapi, kedalaman tanah yang digali cukup lumayan dalam, meskipun katanya standar di daerah saya memang berkisar antara 25-30 meter.
Di hari pertama, galian sumur bor alhamdulillah berjalan lancar, tapi masih belum selesai dan harus dilanjut ke hari selanjutnya. Tapi, di hari kedua ada sedikit drama yang cukup membuat saya dan suami agak kesal.
Hari kedua itu bertepatan dengan 17 Agustus 2022. Pada hari tersebut, tukang sumur ternyata tidak datang! Saya pun meminta ke suami untuk menghubungi pak RW yang mempunyai kontak tukang sumur, karena sudah siang hari tapi tak kunjung datang.
Saya dan suami pun berasumsi kalau mereka meliburkan diri, tapi pada hari sebelumnya tidak ada pemberitahuan sama sekali. Jadi ya, lumayan agak kesal ya, sebab saya dan suami sudah minta izin hanya tiga hari pengerjaan ke tetangga.
Hari selanjutnya, salah satu tukang datang, memberitahukan kalau mereka baru bisa mengerjakan setelah dzuhur, karena salah satu keluarga tukangnya ada yang masuk ke RS.
Kami tunggulah, tapi setelah dzuhur pun tak kunjung datang juga. Dan pada sore menjelang magrib, para pekerja tukang sumur bor baru datang. Saya dan suami pun mengatakan untuk dilanjutkan besok hari saja. Karena tidak mungkin mengerjakan malam-malam disaat orang-orang harus istirahat. Ya, tentunya dengan berbagai alasan yang diberikan.
Terhitung pada hari ke-4, para tukang baru datang untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda. Melanjutkan penggalian tanah yang akhirnya diputuskan pada kedalaman 27 meter air sudah aman.
Pada hari ke-5 kemudian dimulai pemasangan paralon dan mesin. Nah, mesin yang digunakan ini adalah mesin sumur bor submersibel. Terdengar awam bagi saya dan suami, sebab yang kami tahu itu biasanya mesin sumur bor itu agak besar dan menonjol. Sementara mesin submesibel ini ukurannya kecil dan dimasukan ke dalam sumur bornya.
Setelah mesin dipasang, kemudian air dikuras terlebih dahulu, karena air tidak langsung jernih. Setelah terlihat agak jernih, barulah lubang sumur bor ditutup dan tanahnya dirapihkan dan diratakan kembali.
Mesin Pompa Air Submersible
Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya, mesin pompa air submersible ini masih cukup asing bagi kami. Kemudian kami mencoba mencari tahu tentang mesin pompa ini di gugel dan ternyata akhir-akhir ini sudah cukup banyak yang menggunakan mesin ini. Kami aja yang kurang update dengan mesin yang satu ini haha.
Tentunya salah satu hal yang menjadi pertanyaan adalah apakah aman jika mesin ini dimasukan ke dalam air? Menurut tukang dan pencarian di gugel sih katanya aman-aman saja.
Jika mesin pompa air pada umumnya terdengar berisik, mesin pompa air submersible ini, sama sekali tidak berisik. Dan sejauh ini, hampir satu tahun pemakaian, penggunaan listrik pun masih seperti sebelum penggunaan mesin pompa air ini. Jadi terhitung murah juga untuk masalah listrik.
Pengisian air juga terhitung cepat lho! Untuk toren di rumah kalau tidak salah itu yang 800 liter, kurang dari lima menit sudah penuh. Jadi ga perlu nunggu lama buat menuhin air toren. Dan supaya lebih gampang, kami juga pasang mesin otomatis untuk mengatur pengisian air, jadi ga perlu nyalain manual kalau toren kosong.
Mungkin yang agak bingung, kalau mesin rusak ya. Karena mesin dimasukkan ke dalam air, jadi otomatis harus membongkar galian sumur kalau mau membenarkan. Tapi, semoga aman-aman saja deh, biar ga ribet hehe.
Butuh Waktu Hingga Air Jernih
Dari pengeboran hingga air jernih itu di tempat saya terbilang lumayan agak lama sih. Pengeboran itu dilakukan di bulan Agustus 2022, sementara air baru jernih itu sekitar bulan Mei 2023.
Awal-awal itu airnya agak keruh kecoklatan dan ada pasir. Untuk mengakalinya, saya menggunakan penyaringan air. Awalnya bikin penyaringan air sendiri, lama-lama beli yang udah jadi deh. Walaupun isinya cuma kapas dan arang saja.
Jadi, selama air belum jernih, penyaringan air itu terus digunakan dan diganti berkala jika penyaringannya sudah sangat kotor.
Tapi, setelah beberapa bulan kebelakang ini, air sudah mulai jernih. Jadi penyaringan air pun sudah jarang digunakan. Biasanya kalau mau menampung air untuk digunakan masak, baru saya pakai penyaringan air.
Kalau kata ortu sih, harusnya dulu waktu bikin sumur bor pakai tawas. Terus kalau kata tetangga pakai garam hehe. Tapi, ya sudah lah, toh alhamdulillah sekarang sudah mulai stabil jernihnya.
Dulu biasanya kalau sudah hujan, air pasti agak keruh lagi, tapi kalau sekarang sudah tidak begitu. Hanya sesekali saja dan itu pun hanya pasir-pasir yang halus sekali gitu. Mungkin sisa-sisa kotoran yang ada di pipa air yang terbawa dan toren yang mungkin agak kotor.
Sekian deh cerita saya dan pengalaman membuat sumur bor ini. Meskipun sempat ada drama, mulai dari tukangnya, hingga air yang kurang jernih, tapi alhamdulillah sejauh ini sudah tidak pusing lagi dengan air. Dan tentunya setelah air pompa selesai, saya dan suami langsung memutus hubungan dengan PDAM, bye! hehe